Datang kembali.
Sesuatu yang ku
kira hilang. ternyata kembali datang.
Sesuatu yang kukira
tak kan pernah kurasa kembali ternyata masih.
Sesuatu yang tak
kutunggu juga mungkin tak kulepas.
Sesuatu yang
kembali buatku yakin dengan keraguanku pula.
Aku menirimamu
bukan untuk suatu yang salah,
Aku ingin ini murni
setulus adanya.
Tapi apa yang bisa
kulakukan, keraguan itu masih mengahantuiku,
Sejujurnya aku tak
mau mendengar kata orang lain
Karna bagiku aku
‘ingin’ percaya.
Entah apa yang
orang lain pikir, aku mungkin hanya terlalu takut.
Takut dengan apa
yang akan menimpa kau dan aku.
Atau boleh kusebut
kita?
Sosok yang tak bisa
kubantah, perasaan itu seperti tak bisa kutolak.
Siapa sebenarnya
jawaban dari doa ku Tuhan.
Saat bulan masih
tampak, aku yakin.
Tapi entah kenapa
ketika matahari menyapa, sesuatu keraguan yang sangat menyedihkan hinggap.
Aku masih ‘ingin’
mau percaya padamu.
Padamu yang mungkin
sifatnya dewasa lebih dari aku.
Bahkan mungkin
terlalu dewasa untuku secara ‘sifat’ nya.
Aku belum
sepenuhnya mengerti mu.
Mungkin karna baru
saja melangkah.
Kerikil kerikil itu
sedikit sakit mengenai kaki ku.
Tapi kau tahu? Aku
punya penawarnya dengan caraku sendiri.
Seakan banyak yang
tak berkenan tentang kau dan aku.
Kenapa? Kenapa
begitu salah setiap apa yang kulakukan disetiap hubungan.
Aku tak tau antara
terlalu bodoh terlalu baik atau terlalu jahat atau terlalu egois.
Ya inilah aku yang
aku tak mengerti.
Masih terlalu
egois, karna mendengarkan kata orang lain.
Sekarang bisakah
kubalik keegoisan ku menjadi egois yang tak mau mendengar kata orang lain?
Satu hal yang
pasti, aku tak mau kehilangan siapapun.
Apa aku terlalu
berlebihan memikirkan hal hal ini sejauh ini.
Hmm, ku pikir iya.
Lagi pula cerita
itu sudah lalu dan aku harus menatap kedepannya.
Ini adalah bukan
hidup siapapun, tapi aku.
Untuk diriku dan
keraguanku, kuatlah dan enyahlah.
Aku tidak mau hidup
dalam keraguan terus menerus.
Bantu aku percaya
kumohon. Dan bantu aku untuk mengahadapi semunya.
Jika ada yang
menilai itu buruk, biarkanlah aku kembali bertanya pada diriku.
Segalanya jadilah
baik, karna niatan baik akan menjadi baik pula.
Dari senyuman
sampai kesakitan itu adalah liku dari kehidupan.
Kepuraan kebohongan
hanya akan membuat segalanya buruk pada waktunya.
Jujurlah pada orang
lain dan dirimu sendiri. Kuatkan niatmu dengan niat baikmu.
Tuhan tak pernah
buta dengan niat baik seseorang. Ketidaksukaan orang lain juga adalah resiko
kehidupan. Tidak semuan orang menyukai kita, sekalipun kau menjadi orang paling
baik di dunia ini.
Kali ini aku tak
berkata waktu yang menjawab.. tapi apa yang kulakukan yang akan menjawab
waktunya, dan keadaannya...
0 komentar:
Posting Komentar